(id) dissonance
Setelah habis kubaca sampai akhir, kutumpuk jilid ke-12 komik Kasane di atas tumpukan jilid yang lain (9 s.d. 11). Padahal ketika membelinya aku berniat hanya akan membaca satu per hari agar tidak cepat habis, tapi tentu saja kuhabiskan semua dalam semalam karena self control-ku payah.
Kasane adalah serial komik yang sangat kusayangi. Aku membeli jilid pertamanya lama sekali, ketika masih SMK, mungkin ketika kelas 1 atau 2. Kemudian, tidak lama setelah aku lulus SMK, aku membuka koleksi komikku lagi. Karena waktu itu aku bekerja dan mendapatkan gaji, aku memutuskan untuk menghabiskan uangku mengoleksi satu hal yang kusuka, dan kutentukan hal itu adalah komik. Dari beberapa komik yang hanya kupegang jilid pertamanya, aku pilih untuk membeli jilid-jilid lanjutan Kasane karena konsep ceritanya yang menarik. Aku makin tenggelam di intrik ceritanya. Sayangnya, pada pertengahan tahun 2017, penerbitannya tiba-tiba berhenti di jilid 8. Setiap ada kiriman baru di akun Instagram Elex Media, aku menyempatkan diri berkomentar “lanjutkan Kasane dong!” Senangnya, pada Juni tahun ini (2019) penerbitan Kasane dilanjut lagi dengan diterbitkannya jilid 9.
Tentu saja aku suka karena seru. Aku rasa harusnya ada faktor lain yang membuatku suka, tapi aku tidak tahu apa. Karakternya tidak relatable, amanat yang (kurasa) dibawakannya juga tidak begitu berkesan, apalagi latar ceritanya yang tentang pementasan teater–Macbeth? Night on the Galactic Road?? The Seagull???–hal yang aku tidak mengerti sama sekali.
Makanya aku coba melirik pendapat orang-orang di internet. Aku yakin banyak orang yang juga menganggap karya ini bagus, dan aku ingin mendengar sebenarnya apa saja yang bagus tentang cerita ini dari mereka.
Sial, aku tidak sadar kalau Kasane sudah lama tamat dan selesai serialisasinya di negara asalnya. Komentar yang orang-orang tulis memang umumnya berupa pujian dan rekomendasi kalau serial ini bagus karena ini-ini-dan-itu, namun, karena mereka sudah selesai membacanya sampai tamat, mereka juga menulis kalau Kasane ditutup secara kacau. Ending-nya jelek.
Bagiku, sejauh ini yakni di penghujung jilid 12, ceritanya masih kuat. Apa yang terjadi sampai-sampai orang berkata demikian? Aku jadi resah. Hal yang kutakutkan, mengetahui pendapat orang-orang seperti ini akan menyetir pendapatku dan membuatku berpikir kalau ending-nya memang buruk, walaupun mungkin saja aku tidak akan berpikir demikian kalau tidak pernah tahu pendapat mereka.
Dan kalau saja memang setelah aku baca akhirnya dan sama-sama berpikir demikian, apakah itu murni pendapatku pribadi? Apa aku hanya berpikir begitu karena terpengaruh yang lain? Kalaupun tidak, apakah karena membaca pendapat mereka membuatku jadi kritis secara berlebihan pada cara penutupan ceritanya sampai-sampai aku tidak bisa menikmatinya/memahaminya?
Tolong jangan buat aku kecewa, Matsuura Daruma.
Aku pikir aku bisa mengerti kenapa orang-orang kecewa. Akhirnya bukan akhir yang menyenangkan. Sang karakter utama tidak mendapatkan good ending yang mungkin kita rasa dia pantas dapatkan.
Tapi tidak, aku rasa ini akhir yang pantas. Perbuatan kita di masa lalu akan kembali menghampiri kita di masa depan. Bagiku, titik resolusi cerita yang sebenarnya adalah bagaimana Kasane dapat berdamai dengan dirinya sendiri.