(id) Video Games
Basa-basi kecil yang terjadi saat aku magang setengah hari di ITB:
「ダニの趣味は?」
tanya Ka-san sambil mengoperasikan laptop.
「えー趣味はありません。」
jawabku pelan.
「ないの?!」
balas Ka-san sambil melihat ke arahku, melepaskan pandangannya dari layar.
Sedari dulu aku selalu bingung harus jawab apa ketika ada orang yang bertanya hobiku apa.
hobby (n) 1. an activity done regularly in one’s leisure time for pleasure.
Kalau itu adalah definisi hobi, maka hobiku adalah bermain video game. Tapi, aku tidak pernah merasa kalau bermain game boleh disebut hobi. Menurutku hobi haruslah produktif, menghasilkan sesuatu, dan jika terus-menerus dilakukan, kita akan pandai membuat sesuatu yang bagus. Seperti menggambar, menulis.
Tapi kalau begitu, maka aktivitas seperti bermain sepak bola tidak bisa disebut hobi. Maka, hobi tidak perlu menghasilkan sesuatu, tapi bisa menyehatkan. Dengan demikian, semua bentuk olah raga bisa menjadi hobi. Mungkin bisa dibilang produktif dalam hal menghasilkan bentuk tubuh yang bagus bagi diri sendiri.
Lalu bagaimana dengan membaca, atau menonton film? Tidak menghasilkan apa-apa, dan juga tidak menyehatkan. Sebenarnya menurutku dua hal ini sama saja dengan bermain game. Anehnya, aku menganggap kalau membaca atau menonton film bisa menjadi hobi.
Aku sadar kalau masalahnya bukan pada definisi hobi, tapi pada pola pikirku sendiri. Setelah bertahun-tahun didoktrin bahwa bermain game hanyalah buang-buang waktu, aku saja enggan menganggapnya satu kasta dengan hobi-hobi lain, padahal aku mengaku suka pada medium ini. Bukan hanya suka, aku sering mengumandangkan bahwa video game adalah bentuk seni, tidak lebih rendah atau malah jauh nilainya di atas film.
Namun, masih sempat saja aku berpikir kalau main game hanyalah buang waktu. Tentu saja bukan. Iya ‘kan?